Perahasia Cinta
Selasa, Mei 19
Tambah Komentar
Menunggu dan terus menunggu, mendengar dengan
sepenuh hati-ku
Bukan hanya bibirku namun hatikupun tersenyum
mendengar celotehmu
Kata demi kata yang kau sampaikan terasa indah
mewarnai irama malam dikala itu
Irama yang belum ada , irama yang belum pernah
kurasa sebelumnya
Berjalan tertatih-tatih, suaramu sampai di
telingaku
Suara yang terus kuperhatikan
Suara yang terus kumaknakan
Sesaat suaraku menjemputmu
Dengan suara kaku yang tak biasa berucap seperti air mata yang menetes pelan dari mata indahmu
Bingun jujur aku bingung
Haruskah kata-kataku kuteruskan atau kuhentikan
Karna ku tak kuasa melihat gerimis hujan yang
menyatu dengan air matamu
Sesekali ku menatap awan malam itu berharap ada
bintang yang menampakkan dirinya
Namun aku tak sadar bahwa bintang-ku tertutup rasa gelisah akan malu dirinya yang merasa
sudah tak pantas lagi akan diriku tuk slalu bersamamu
Sedikit rasa kesal kulontarkan pada benda yang kupegang
Atas pengakuan yang tak ingin aku dengar
Ketika kau kembali ketempat peraduanmu dan
menyuruhku kembali ketempat peraduanku
Ku hanya bisa terdiam nan membisu
Sampai aku yakin untuk selalu ada untukmu
Dan aku yang akan slalu menyayangimu wahai bintangku
“Izinkan aku tuk slalu menyayangimu”
Belum ada Komentar untuk "Perahasia Cinta"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan sopan. Komentar berisi link aktif, promosi dan spam akan terhapus secara otomatis.