Gunung Bromo, Hujan Abu di Bulan Maret
Jumat, Juli 5
2 Komentar
Siapa
tak kenal Gununng Bromo? Gunung Bromo atau dalam bahasa Tengger dieja BRAHMA adalah sebuah gunung berapi yang
masih aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar
2.329 meter di atas permukaan air laut, dan berada di empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Gunung
Bromo termasuk ke dalan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung ini
masih aktif dan mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter
(utara-selatan) dan kurang lebih 600 meter (timur-barat). Itu sebabnya Gunung
Bromo menjadi salah satu objek yang menarik dan wajib di kunjungi.
Kali
ini saya bercerita tentang Gunung Bromo yang pernah saya kunjungi. Entah
beberapa kali saya mengunjungi tempat ini, yang jelas saya tidak pernah bosan
mengunjungi tempat ini meskipun berkali-kali menginjakkan kaki di alam yang
mempesona ini. Sungguh indah ciptaan Tuhan dan bersyukur masih diberi kesehatan
dan kesempatan mengunjungi Gunung Bromo yang mempesona.
Terakhir
kali mengunjungi tempat ini, saya disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa
dan tak biasanya. Karena sebelum mengunjungi tempat ini saya beserta rombongan
tak mengecek dulu bagaimana status Bromo
kala itu. Perjalanan kami menuju Gunung ini melewati jalur Senduru - Ranu Pane –
Bromo, ketika melewati lautan pasir kami disambut dengan beberapa jalan yang becek
(mungkin karena waktu itu musim hujan), awan yang gelap (bukan mendung), dan
siraman hujan abu yang keluar langsung dari kawah Gunung Bromo.
Berdasarkan
pos pantau PVMBG dan masyarakat setempat kala itu, telah tercatat sekitar 28
kali letusan dengan hujan abu yang mengguyur kawasan tersebut. Meskipun kala
itu Gunung Bromo tercatat di level II (waspada), namun gunung tersebut masih
aman di kunjungi dengan larangan tidak boleh mendekat ke kawah hingga radius 1
km. Terdapat empat status keaktifan gunung, yaitu level I normal, level II
waspada, level III siaga, dan level IV awas, pada level IV inilah kegiatan
evakuasi dilakukan.
Awalnya
kami berfikir hal ini bakalan bahaya, namun ternyata dari pengakuan warga
sekitar hal ini sudah biasa terjadi dan merupakan hal yang lumrah. Mereka masih
melakukan aktifitas seperti biasanya, seperti transportasi kuda maupun
berjualan. Wisatawan yang mengunjungi tempat itu juga masih lumayan ramai,
meskipun harus memakai kacamata dan masker, karena ketika mata kita terkena abu
vulkanik tersebut otomatis mata kita terasa perih ataupun panas begitupun
ketika menghirupnya. Para pengunjung juga memanfaatkan kejadian langka ini
untuk berfoto diantara kabut yang tebal.
Karena
cuaca yang tidak memungkinkan untuk menaiki gunung ini, maka kami memutuskan
untuk berwisata ke bukit teletubies dan mengambil dokumentasi keadaan alam yang
dipenuhi abu vulkanik dipesisir pantai berisik. Menurut saya, pemandangan
seperti ini sangat jarang terjadi, hhe...
Ketika
kami telah sampai dengan pemandangan seperti ini, kami menyempatkan diri untuk
membasuh muka di musholla yang berada dikawasan tersebut. Namun, sebelumnya
warga sekitar telah memperingatkan kami bahwa air yang keluar pasti mengandung
abu, meskipun dipenginapan maupun rumah-rumah warga. Dan betul sekali, ketika
kami memutar kran yang keluar adalah air bercampur dengan abu. Air bersih pun
sudah tidak ada.
Meskipun
dengan adanya kejadian alam yang seperti ini, kami tidak kecewa. Ini adalah
nikmat Sang Pencipta dapat menyaksikan secara langsung fenomena alam yang
seperti ini. Namun, kami sarankan jika kalian ingin mengunjungi tempat wisata
gunung, laut, maupun wisata alam lainnya, sebaiknya cari tau terlebih dahulu
kondisi dan cuaca disana. Selain untuk meminimalisir kejadian yang akan terjadi
diluar ekspetasi kita, hal ini juga berguna sebagai pertimbangan untuk
melanjutkan perjalanan untuk menuju ketempat tujuan. Karena terkadang sifat
alam yang berubah-ubah dan untuk menambah atau mengurangi perlengapakan kita
yang akan kita sesuaikan dengan kondisi tempat tujuan kita.
Waaah, jadi kangen suasana pegunungan lagi ngelihat dan baca yang begini. Terakhir berada di suasana gunung itu
BalasHapusKalau kangen, samperin dong 😝Eh... Tengkyu BW nya 🙆
Hapus